Dan wujud lah golongan agamawan yang mengkelas kelaskan manusia mengikut citra dan rasa mereka
Tapi sayang, mereka sendiri culas dan derhaka
Saat itu, politikus mula menyelinap masuk ke dalam hidup kita sebagai adiwira mengganti para ulama
Tapi sayang, mereka cuma pandai teriak dan beriang tawa
Justeru, pilihan diletakkan di tangan semua kita
Tapi sayang, kita pun apa kurang nya
bodoh sombong jadi prinsip utama
Maka berdarah lah manusia merebut apa yang lunas di hati, rakus di jiwa
Akhirnya, kekal lah manusia begini caranya
No comments:
Post a Comment